BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut
data yang di keluarkan oleh United Nation Fund For Population
Activities (UNFPA), World Health Organization (WHO), United Nation
Children’s Fund (UNICEF) dan Bank Dunia menunjukan bahwa salah satu
wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio kematian
ibu (jumlah kematian tiap 100.000 kelahiran hidup) telah menurun secara global
pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat persalinan
secara keseluruhan juga menunjukan penurunan yang cukup berarti antara tahun
1990-2005. Pada tahun 2005, 536.000 wanita hamil meninggal dunia dibandingkan
dengan tahun 1990 sebanyak 576.000 (Salmah, 2006).
Setiap tahun sekitar 160 juta
perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung
dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya
merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan
kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini
diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di Negara berkembang
lainya, dan kurang dari 1% di Negara-negara maju. Di beberapa Negara risiko
kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di Negara maju
risiko ini kurang dari 1 dalam 6.000 (Sarwono, 2006)
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 390
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994). Angka tersebut menunjukan angka
tertinggi di Association Of Southeast Asian Nation (ASEAN). Menurut laporan WHO
tahun 1996, terjadi kematian perinatal 10.000.000 jiwa/tahun, sedangkan
kematian maternal 585.000 jiwa/tahun. Sekitar sepertiga kematian terjadi akibat
pertolongan aborsi yang tidak aman dan bersih. Penyebab utama tetap trias
penyebab kematian yaitu 60% perdarahan, 26% infeksi, dan 15% gestosis dan 5 %
penyebab lain kematian maternal dan perinatal (Manuaba, 2001).
Mortalitas dan morbilitas maternal dan perinatal
adalah masalah besar di Negara berkembang. Sektar 98-99% kematian maternal dan
perinatal di Negara berkembang, sedangkan di Negara maju hanya 1-2%. Sebenarnya
sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila dapat diberikan
pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba, 2001).
Asuhan penanganan penyakit saluran pernapasan, termasuk
asma dan tuberculosis, seiring berubah dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Infeksi HIV mengubah epidemiologi tuberculosis dengan cepat di seluruh dunia.
Juga berbagai penelitian yang berbeda seringkali membingungkan kita dalam
memberikan terapi dan melakukan pemeriksaan ataupun tindakan obstetric yang
sebenarnya tidak diperlukan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu
dipahami penyakit saluran pernapasan dan pengaruhnya terhadap kehamilan serta
penatalaksanaannya berdasarkan eviden based selama kehamilan, persalinan, dan
nifas (Sarwono, 2006)
Penyakit asma dan kahamilan kadang-kadang bertambah berat
atau malah berkurang. Dalam batas yang wajar penyakit asma tidak banyak
pengaruhnya terhadap kehamilan. Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2
dan CO2. Pengawasan hamil dan pertolongan persalinan dapat berlangsung biasa,
kecuali terdapat indikasi pertolongan persalinan dengan tindakan operasi. Bila
bidan berhadapan dengan kehamilan disertai asma sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter sehingga dapat melakukan pengawasan bersama (Manuaba, 2001)
Di indonesia prevalensi asma sekitar 5-6% dari populasi.
Prevalensi asma dalam kahamilan sekitar 3,7-4%. Hal tersebut membuat asma
menjadi salah satu permasalahan yang biasa ditemukan dalam kehamilan (Sarwono,
2006)
Tidak ada bukti klinik pengaruh kehamilan terhadap asma
ataupun pengaruh asma terhadap kehamilan. Study perspektif terhadap ibu hamil
dengan asma tidak didapatkan perbedaan kelompok yang mengalami perbaikan,
menetap atau memburuk. Namun ada hubungan antara keadaan asma sebelun hamil dan
morbiditasnya pada kehamilan. Pada asma ringan 13% mengalami serangan pda
kehamilan, pada asma moderat 26%, dan pada asma berat 50%. Sebanyak 20% pada
ibu dengan asma ringan dan moderat mengalami serangan intrapartum, serta
peningkatan resiko serangan 18 kali lipat setelah persalinan dengan seksio
sesarea jika dibandingkan dengan persalinan pervaginam (Sarwono, 2006)
B.
TUJUAN
1. Tujuan
umum
Melaksanakan asuhan
kebidanan pada Ibu Hamil sesuai standar pelayanan kebidanan melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut SOAP.
2.
Tujuan Khusus
a)
Memahami konsep
dan teori asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
b)
Melaksanakan
pengkajian pada pasien dengan mengumpulkan data yang diperlukan yaitu data
subyektif dan data objektif.
c)
Melakukan
interpretasi data menjadi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.
d)
Mengantisipasi
masalah atau diagnosa potensial yang mungkinkan terjadi berdasarkan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
e)
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditandatangani bersama dengan tim anggota kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
f)
Merencanakan
asuhan secara menyeluruh sesuai kebutuhan pasien.
g)
Melaksanakan
rencana asuhan secara menyeluruh.
h)
Mengevaluasi
tindakan / asuhan yang sudah diberikan.
i)
Mendokumentasikan
semua hasil asuhan kebidanan.
C.
MANFAAT
1.
Manfaat praktis
a.
Manfaat Bagi
Program Kebidanan
Dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam membuat kebijakan atau program memberikan pelayanan Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil.
b.
Manfaat Bagi Ibu
Hamil
Mendapatkan
pelayanan Asuhan Kebidanan tentang kehamilan sesuai dengan teori yang telah
diberikan.
c.
Manfaat Bagi
Peneliti
Dapat mempraktekan secara langsung cara memberikan
pelayanan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil sesuai teori yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan.
d. Bagi
masyarakat
Memberikan
penyuluhan agar dapat memahami dan mengetahui mengenai arti penting dalam
pemeriksaan selama kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan
persalinan.
2. Manfaat
Teoritis
a.
Bagi Penulis
Studi
kasus ini dapat dipakai untuk memberikan wawasan dan pengtahuan yang mendalam
mengenai kehamilan khususnya trimester II.
b.
Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Studi
kasus ini dapat dipakai untuk memberikan gambaran tentang pengawasan dan
perawatan intensif ibu hamil trimester II.
D.
Metode
Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif
dengan pendekatan studi kasus yaitu metode untuk menemukan masalah atau
pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang objek yang diteliti pada waktu tertentu
dan membandingkan dengan konsep teori.
E.
Sistematika
Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh
isi dari laporan ini, penulis akan menguraikan tentang sistematika penulisan.
Dalam laporan ini penulis membagi menjadi lima bab yang satu dan lainnya saling
terakit.
Bab pertama adalah pendahuluan.
Dalam bab pendahuluan penulis menguraikan tentang latar belakang, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab kedua yaitu tinjauan teori.
Dalam tinjauan teori penulis memaparkan tentang konsep dasar dan asuhan
kebidanan pada pasien hamil patologis dan teori- teori yang mendukung.
Bab ketiga adalah tinjauan kasus.
Bab ini berisi tentang uraian asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis dengan
asma Ny. W umur 42 tahun G3 P A0 hamil 20
minggu.
Bab keempat adalah pembahasan. Dalam
bab ini penulis mengemukakan dan memaparkan kesenjangan yang terjadi pada bab
kedua dan bab ketiga.
Bab kelima adalah penutup. Dalam bab
ini memuat tentang simpulan dari bab-bab sebelumnya dan saran-saran.